Reset Password Root di Linux




Rekan2,
Sebagai Manusia pasti kita pernah Lupa, ya wajar..
Bahkan untuk hal yang penting seperti password root pada Router kita..  Shocked
kali ini saya akan membahas bagaimana caranya mereset password root pada system operasi Linux.
Langsung to the point aja yah.. Cekidot..


1. Ketika masuk ke tampilan Boot Loader, Pilih pada System Operasi yang akan digunakan lalu pencet e untuk melakukan Edit pada saat booting.
2. Ketikan command berikut pada line ke 2, untuk membelokan arah booting ke /bin/sh
  
   Linux init=/bin/sh
    (awas jangan sampai salah ketik, bisa mengakibatkan kernel panic, dsb )  Shocked Shocked
3. Pencet CTRL + X untuk mulai booting
4. Setelah itu ketikan :

   mkdir recovery
    mount /dev/hda3 recovery
   cd recovery/etc
    vi passwd


5. di layar akan terlihat tampilan password yang sudah di enkripsi.. contohnya seperti berikut :

    root:weeWRSF!sfDFs:12581:0:99999:7:::

6. Hapus password yang sudah terenkripsi tsb yaitu  bagian di depan root : sampai : (titik dua) berikutnya, sehingga menjadi seperti berikut :
  
   root::12581:0:99999:7:::


7. Simpan File, dengan Command  :wq!
8. Lakukan Unmount dengan Command : unmount /dev/hda3 recovery

9. Lakukan Reboot (tidak perlu dikasi tau kan command nya   Grin)
10. Setelah reboot, maka untuk kita tidak perlu memasukan password untuk user root nya. Untuk memasukan password yang baru, kita tinggal masukan command : Passwd
11. Setelah itu masukan pasword, lalu confirm password.(tkjstembayo.comoj.com)

== SELAMAT MENCOBA ==

Setting Domain di co.cc

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa co.cc adalah top level domain yang bisa kita dapatkan secara gratis. Kita bisa mengganti nama blog kita dari "http://namadomain.blogspot.com" atau "http"//namadomain.wordpress.com" (dll) menjadi "http://namadomain.co.cc" . Dengan co.cc kita bisa mengontrol DNS Records, A, MX, dan CNAME records, sehinga domain co.cc bukan hanya sekedar "URL Forwarding".
Berikut ini akan saya coba mengungkapkan tentang cara setting domain di co.cc:

Ada 3 tipe pengaturan di co.cc. Ketiganya memiliki fungsi tersendiri. berikut ini penjelasanya:

1. Managed DNS
Ini biasanya digunakan untuk sebuah web yang memerlukan web hosting dan mengharuskan untuk mengarahkan Name Server-nya ke hosting tersebut. Misal untuk membuat web di 000webhost, atau bisa juga untuk blog wordpress yg menggunakan hosting dari luar. Metode ini tidak cocok digunakan untuk blogger/blogspot yang menggunakan hosting default dari blogger/blogspot.
Cara setting untuk metode ini yaitu dengan mengisi pada kolom "Name Server 1 dan Name Server 2 dengan name server yg sesuai dengan hosting yang digunakan. Misal, bagi yang menggunakan hosting dari 000webhost maka untuk kolom "Name Server 1" disi dengan "ns01.000webhost.com" dan kolom "Name Server 2" disi dengan "ns02.000webhost.com". Kemudian klik tombol "Setup". Selesai






2. Zone Records
Zone records cocok digunakan bagi para pengguna blogger/blogspot. berikut ini cara setting untuk Zone Records

  • Pada kolom "Host" isikan dengan nama domain yg sudah km daftarkan, misal "www.namadomain.co.cc" (jangan lupa dikasih "www")
  • Untuk option "TTL" biarkan saja, gak perlu dirubah2
  • Pada option "Type" pilih yang "CNAME"
  • Untuk kolom "Value" isikan "ghs.google.com"
  • Sehingga akan seperti pada gamabr dibawah ini:
     
     
Langkah selanjutnya yaitu merubah settingan di blogger/blogspot caranya begini:
  • Login ke blogger/blogspot kemudian masuk ke menu "Setting-->Publishing"
  • Kemudian pilih "Switch to: • Custom Domain
  • Setelah itu klik pada "Already own a domain? Switch to advanced settings"
  • Kemudian isikan nama domain kamu yang baru pada kolom "Your Domain".

  • Selanjutnya klik tombol "Save Setting"

Selesai. Kalau berhasil (Settingnya sudah benar) maka domain kamu yang baru akan aktif dalam waktu antara beberapa jam sampai 2 hari. Jadi sabar aja menunggunya. Blog kamu akan tetap bisa diakses dengan melalui domain yang lama.(trik-tips.blogspot.com)




    Nglayap To Monas

     

    yeah...q isi hari liburku di perantauan dengan "nglayap", pagi pukul 6.00 kami bermain futsal di velodrome (stadion balap sepeda), skalian cuci mata..hehe...! pukul 10.00nya pergi ke monas, dengan mental ke-Indoan molor deh jam 11.30 baru berangkat. Dengan menggunakan busway cukup mudah buat sampai ke monas tinggal naek trayek Layur-Dukuh Atas (transit) - Kota.

    Seperti yang kami duga, plataran monas penuh sesak orang antrian ke lift puncak, hadeh...tp tak apalah ku niati siang itu karena berkali-kali ke monas belum sempat menuju cawan emas. O ya ada kejadian menarik disini, dengan menunjukan kartu pelajar kami mendapat harga tiket hanya seribu rupiah, hehe...lumayanlah buat nak kost. Tapi tiket liftnya...wueh, dari harga 3500 menjadi 5000, tak apalah itung2 bagi rejeki,.

    1 jam berlalu....antrian kami baru setengah perjalanan, deng..deng ada ibu-ibu tua dan anaknya nyerobot antrian, argh kesal hatiku mengumpat dalam hati, begitu pula dengan teman-temanku. Tapi sosok keriput wajahku menjadikan tidak tega untuk menegurnya. 3 langkah menuju pemeriksaan tiket lift, ehh...ternyata ibu tadi tidak punya tiket, haduh kasian bgt ya, harus beli tiket di belakang dan memulai antrian lagi. Tuhan memang adil....hehehe... Jreng, tepat 2 jam akhirnya kami tepat di depan pintu lift, fyuh lega, dalam kurung waktu 3 menit akhirnya kami nyampe juga di puncak monas. Wow...pemandangan yang menajubkan, Jakarta seperti miniatur dalam kaca, bahkan pulau seribu tampak pula terlihat, Subhanaallah, tak sia-sia juga penantian kami selama 2 jam. :)

    Kasongan Shopping Town



    Kasongan, Memburu Keramik di Pemukiman Kundi

    Pada masa penjajahan Belanda, di salah satu daerah selatan Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan bahkan menakutkan warga setempat dengan ditemukannya seekor kuda milik Reserse Belanda yang mati di atas tanah sawah milik seorang warga. Karena takut akan hukuman, warga tersebut melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun akhirnya diakui oleh penduduk desa lain. Akibat dari tidak memiliki tanah persawahan lagi, warga setempat akhirnya memilih menjadi pengrajin keramik untuk mainan dan perabot dapur hingga kini. Hal ini terungkap dalam hasil wawancara Prof. Gustami dkk dengan sesepuh setempat pada tahun 1980-an.

    Daerah itulah yang kita kenal dengan nama Kasongan hingga hari ini. Sebuah desa di Padukuhan Kajen yang terletak di pegunungan rendah bertanah gamping. Berjarak 15-20 menit berkendara dari pusat kota.

    Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi (orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur juga barang hias).

    "Berawal dari keseharian nenek moyang yang mengempal-ngempal tanah yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu mulai membentuk-bentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi mainan anak-anak atau barang keperluan dapur. Akhirnya kebiasaan itu mulai diturunkan hingga generasi sekarang" tutur Pak Giman, salah satu pekerja di sanggar Loro Blonyo.

    Berkunjung ke desa Kasongan, wisatawan akan disambut dengan hangat oleh penduduk setempat. Sekedar melihat-lihat ruang pajang atau ruang pamer yang dipenuhi berbagai hasil kerajinan keramik. Dan jika tertarik melihat pembuatan keramik, wisatawan dapat mengunjungi beberapa galeri keramik yang memproduksi langsung kerajinan khas itu di tempat. Mulai dari penggilingan, pembentukan bahan menggunakan perbot, penjemuran produk yang biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya di-finishing menggunakan cat tembok atau cat genteng.

    Bekerja secara kolektif, biasanya sebuah galeri adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski sekarang pembuatan keramik melibatkan tetangga sekitar tempat tinggal pemilik galeri, namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk pemilihan bahan dan pengawasan produksi.
    Sentuhan Desain Modern

    Pada awalnya keramik ini tidak memiliki corak sama sekali. Namun legenda matinya seekor kuda telah menginspirasi para pengrajin untuk memunculkan motif kuda pada banyak produk, terutama kuda-kuda pengangkut gerabah atau gendeng lengkap dengan keranjang yang diletakkan di atas kuda, selain dari motif katak, jago dan gajah.

    Seiring perkembangan, dengan masuknya pengaruh modern dan budaya luar melalui berbagai media, setelah pertama kali diperkenalkan tentang Kasongan oleh Sapto Hudoyo sekitar 1971-1972 dengan sentuhan seni dan komersil serta dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an, kini wisatawan dapat menjumpai berbagai aneka motif pada keramik. Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginan seperti burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya. Jenis produksi sendiri sudah mencakup banyak jenis. Tidak lagi berkutat pada mainan anak-anak (alat bunyi-bunyian, katak, celengan) serta keperluan dapur saja (kuali, pengaron, kendil, dandang, kekep dan lainnya). Memasuki gapura Kasongan, akan tersusun galeri-galeri keramik sepanjang bahu jalan yang menjual berbagai barang hias. Bentuk dan fungsinya pun sudah beraneka ragam, mulai dari asbak rokok kecil atau pot bunga yang tingginya mencapai bahu orang dewasa. Barang hias pun tidak hanya yang memiliki fungsi, tetapi juga barang-barang yang hanya sekedar menjadi pajangan.
    Patung Keramik Loro Blonyo

    Salah satu keramik pajangan yang cukup terkenal adalah sepasang patung pengantin yang sedang duduk sopan. Sepasang patung ini dikenal dengan sebutan Loro Blonyo yang pertama kali dibuat oleh sanggar Loro Blonyo milik pak Walujo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Kraton Yogyakarta. Secara pengartian Jawa, Loro berarti dua atau sepasang, sementara Blonyo bermakna dirias melalui prosesi pemandian dan didandani. "Akan tetapi makna sebenarnya akan Loro Blonyo masih menjadi pertanyaan para pekerja di Kasongan" ungkap Pak Giman.

    Adanya kepercayaan patung Loro Blonyo akan membawa hoki dan membuat kehidupan rumah tangga langgeng bila diletakkan di dalam rumah, menurut penuturan Pak Giman pada YogYES, justru membawa pengaruh positif terhadap penjualan sepasang patung keramik ini. Sementara beberapa wisatawan manca negara yang menyukai bentuknya, memesan khusus dengan berbagai bentuk seperti penari, pemain gitar, pragawati dan lain sebagainya. Pakaiannya pun tidak lagi memakai pakem Jawa, selain mengadopsi pakaian khas beberapa negara, yang paling banyak memakai motif Bali dan Thailand. Beberapa galeri keramik sekarang telah menjual sepasang patung unik ini yang masih terus diproduksi dengan beberapa bentuk yang berbeda-beda.
    Desa Wisata

    Semenjak akhir abad ke 20, setelah Indonesia mengalami krisis, kini di Kasongan wisatawan dapat menjumpai berbagai produk selain gerabah. Masuknya pendatang yang membuka galeri di Kasongan adalah salah satu pengaruhnya. Produk yang dijual juga masih termasuk kerajinan lokal seperti kerajinan kayu kelapa, kerajinan tumbuhan yang dikeringkan atau kerajinan kerang. "Yang namanya usaha itukan mengikuti arus dan perkembangan, melihat peluang yang ada" kata Pak Giman. Akan tetapi kerajinan gerabah tetaplah menjadi tonggak utama mata pencaharian warga setempat. "Udah bakatnya, lagian tidak punya kemampuan lain. Lha wong paling tinggi pendidikan kita SLTA, itupun beberapa" tambahnya.

    Kerajinan keramik dengan berbagai bentuk dan motif yang modern bahkan artistik, dan berbagai kerajinan lainnya sebagai tambahan adalah daya tarik Kasongan saat ini. Sebuah tempat wisata penuh cerita serta barang indah hasil keahlian tangan penduduk setempat mengaduk tanah liat.

    Dua bulan pasca gempa, kini di Kasongan telah banyak galeri yang aktif kembali, meski beberapa masih dalam tahap pembangunan ulang. Sejauh ini tidak terlihat lagi tanda-tanda kekhawatiran dari pemilik maupun pekerja. Penduduk setempat berharap wisatawan akan kembali mengunjungi Kasongan seperti saat sebelum gempa.(yogyes.com)

    Pantai Kuwaru



    Pantai Kuwaru

    Satu lagi pantai di Kabupaten Bantul yang harus dimasukkan dalam agenda wisata anda. Pantai Kuwaru, pantai yang terletak di Dusun Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, DIY ini sayang jika dilewatkan.

    Bermain ombak atau sekadar duduk-duduk di pinggir pantai menikmati birunya laut dan ombak yang berkejaran bisa menjadi obat mujarab untuk menghilangkan kepenatan anda yang sehari-hari disibukkan dengan rutinitas kerja atau belajar.

    Berkunjung ke pantai memang tak lengkap jika tidak bermain air, apalagi saat ombak datang dan menyentuh tubuh kita tentu menyenangkan sekali. Meski demikian demi keselamatan anda sendiri sebaiknya jangan mandi atau berenang sampai ke tengah laut. Untuk membersihkan diri dari air laut atau pasir yang menempel, di sekitar pantai terdapat sejumlah kamar mandi umum.

    Setelah puas bermain air, jika perut terasa lapar tak usah bingung, di areal Pantai Kuwaru banyak penjual yang menjajakan beragam jenis makanan mulai dari snack kemasan pabrik, kue tradisional hingga gorengan. Untuk anda yang kehausan pun tersedia banyak pilihan, aneka es hingga ronde banyak dijumpai. Menurut para pedagang yang berada di sekitar pantai, jumlah pengunjung yang datang tetap lumayan meskipun saat itu bukan musim liburan atau hari minggu sehingga mereka tidak khawatir akan merugi. Selain itu, di sekitar pantai terdapat beberapa warung makan yang siap mengolah aneka hasil laut. Ikan segar hasil tangkapan para nelayan ini bisa anda nikmati dalam aneka masakan. Soal harga tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan restoran seafood di kota. Melihat potensi hasil laut yang besar, tak heran jika ke depannya Pantai Kuwaru akan dikembangkan menjadi dermaga pelabuhan ikan yang terintegrasi.

    Wajar jika wisatawan banyak datang ke Pantai Kuwaru, selain memiliki panorama yang indah sekaligus alternatif tempat kuliner laut, cuaca Pantai Kuwaru termasuk sejuk. Tak seperti kebanyakan pantai yang gersang dengan udara panas menyengat, di pantai ini tumbuh banyak pohon akasia dan pohon cemara. Pepohonan ini memang sengaja ditanam untuk megurangi abrasi yang dari tahun ke tahun semakin parah.(www.berhatinyaman.com)
    abcs